Heru Sangoko, Ketua Paguyuban Reyog Jawa Timur saat pembukaan workshop jathil dan pengendang obyog |
Workshop Reyog Obyog Tari Jathil dan Pengendang Reyog Ponorogo resmi diselenggarakan berkat kerjasama Disbudparpora Kabupaten Ponorogo, Yayasan Reyog Ponorogo dan Paguyuban Jathil Obyog. Bertempat di Gedung Kesenian atau yang lebih dikenal dengan Padhepokan Reyog Ponorogo, Sabtu (9/10/21) serta dibuka oleh Bupati Ponorogo, H. Sugiri Sancoko.
Acara ini digelar selama 2 hari yaitu Sabtu dan Minggu, 9-10 Oktober 2021. Sebanyak 43 peserta dari seluruh kecamatan se-Kabupaten Ponorogo yang ditunjuk oleh masing-masing koordinator kecamatan turut mengikuti workshop ini.
Giat yang juga dihadiri oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, Ketua DPRD Kabupaten Ponorogo, Sunarto. Heru Sangoko sebagai Ketua Paguyuban Reyog Jawa Timur, para sesepuh reyog dan pelaku seni, Ketua Yayasan Reyog Ponorogo, Budi Warsito, dan segenap undangan ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Doa kemudian diawali dengan sambutan yaitu yang pertama adalah dari Ketua Yayasan Reyog Ponorogo.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko saat meresmikan Prasasti Padepokan Reyog |
Bupati Ponorogo, Ketua Yayasan Reyog Ponorogo dan Jawa Timur bersama sesepuh reyog serta pelaku jathil obyog |
Sebelum Bupati Ponorogo membuka workshop dan meresmikan prasasti gedung Padepokan Reyog Ponorogo. Budi Warsito juga menghaturkan hormat untuk Bupati Ponorogo berkenan sekalgus meresmikan prasasti padepokan reyog yang merupakan lambang dari hasil kerja keras seniman-seniwati Reyog Ponorogo tahun 1992.
"Prasasti ini sebagai bukti kerja keras para seniman seniwati Reyog Ponorogo sekitar tahun 1992. Saat itu diundang pangdam V Brawijaya kalau tidak salah Mayjend R. Hartono. Beliau saat itu ingin menggelar pagelaran 100 unit reyog lengkap namun dengan 1 iringan reyog saja." Jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, "acara tersebut dihadiri Kepala Staf Angkatan Darat, Wismoyo Haris Munandar dan juga Gubernur Soelarso. Karena sangat mengapresiasi sehingga diberikan karena rasa puasnya yaitu sebuah tempat berlatih, inilah yang terwujud sehingga menjadi padepokan reyog yang berusia 30 tahun lebih sampai sekarang." Imbuhnya.
Walaupun belum dimanfaatkan secara optimal, ia mengaku mengambil dan memanfaatkan momentum workshop supaya peresmian prasasti Padepokan Reyog juga bisa terlaksana.
"Bersamaan dengan kesempatan ini semoga Bapak Bupati berkenan sekaligus meresmikan prasasti padepokan Reyog. Perlu diketahui, workshop ini digelar dari dana bantuan Pemerintah Daerah sebesar 40 juta dan akan ditutup besok dengan pagelaran hasil workshop." Sambungnya.
Workshop dibuka Bupati Ponorogo ditandai penyerahan Eblek (Kuda kepang dari anyaman bambu) |
Disisi lain Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko memberikan tanggapannya terkait workshop jathil obyog dan pengendang reyog obyog ini. "Kesenian ini memang luar biasa, kesenian yang budaya komplit dengan berbagai kesenian campur aduk jadi satu, hanya ada di reyog. Dari mulai seni tari, seni pahat, seni topeng, seni musik yang memadukan dua kutub yang berbeda yaitu laras pelog dan slendro, olah kanuragan, olahraga beladiri, berpuisi, teatrikal, semua ini hanya ada di reyog Ponorogo." Jelasnya berapi-api.
Sugiri Sancoko menjelaskan bahwa dalam menyajikan tarian jathil obyog tetap harus memakai eblek (kuda kepang dari anyaman bambu) supaya berbeda jathil dan gambyong
Karena ciri khas jaranan obyog adalah eblek-nya. Ia berharap juga supaya Reyog Ponorogo lekas mendapat pengakuan dari UNESCO.
Sementara itu, Heru Sangoko, Ketua Paguyuban Reyog Jawa Timur menjelaskan, "Ini semua untuk dikembangkan, kan di Ponorogo ada reyog obyog juga ada festivalan dan juga ada versi bantarangin. Jadi harapan kita bisa kita setarakan mungkin nanti ada festival reyog obyog. Jadi nanti seperti reyog tahunan yang festivalan." Kata sosok seniman yang juga ketua KONI Ponorogo ini.
Terkait pakemnya, Heru Sangoko lebih menyerahkan kepada para ahli dan pelaku seni reyog obyog. "Kalau mau dipakemkan ya monggo, nanti teknisnya kita serahkan ke para ketua dan teman-teman kesepakatannya seperti apa nanti biar tidak timpang antara reyog obyog dan festivalan. Semoga nantinya reyog obyog bisa bertumbuh dan berkembang lebih baik." Pungkasnya.(Sw/Ny)
COMMENTS