BBM Naik, Ketua DPRD Ponorogo Duduk Bersama Hadapi Demonstrasi Mahasiswa
![]() |
| Ketua DPRD, Sunarto, S.Pd. dan wakilnya Dwi Agus Prayitno menerima demo Mahasiswa terkait kenaikan BBM |
Kenaikan BBM memicu unjuk rasa penolakan di berbagai kalangan masyarakat. Demo dan teriakan aspirasi terus bermunculan di sejumlah daerah, termasuk di Ponorogo.
Begitu pula yang dilakukan oleh para mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ponorogo melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kabupaten Ponorogo. Senin, (5/9/2022).
![]() |
Dalam pembicaraannya dengan perwakilan demonstran yang juga diterima untuk mediasi dengan duduk bersama, Sunarto, mengatakan bahwa dirinya menyambut baik apa yang dilakukan mahasiswa. |
Aksi ini merupakan wujud protes para mahasiswa atas kenaikan harga BBM, hasil ketetapan pemerintah yang dinilai semakin membebani rakyat kecil hingga merasa tercekik hanya untuk membeli bahan bakar.
Untuk menanggulanginya, upaya itu membuat mereka juga menuntut adanya kenaikan upah minimum regional (UMR) bagi para pekerja di Ponorogo, karena upah mereka dinilai tak mencukupi dan rendah.
Sebagai mahasiswa yang peduli dengan keresahan masyarakat, PMII meminta para wakil rakyat bisa memahami apa yang menjadi tuntutan mereka. "Kita berangkat dari keresahan di masyarakat terkait permasalahan tersebut, dan kita akan memperjuangkan," ungkap Koordinator aksi, Ahmad Damar Samlani.
Ia juga secara khusus meminta DPRD Kabupaten Ponorogo untuk melibatkan mahasiswa dalam perumusan terkait kenaikan UMR, dalam hal ini Komisi D. Menurutnya biaya hidup di Ponorogo saat ini mencapai Rp3 jutaan, sedangkan UMR di Ponorogo hanya sekitar Rp1,8 juta sehingga dirasa kurang.
Walaupun berjalan lancar dan damai, aksi yang sempat diwarnai saling dorong tersebut, akhirnya diterima secara langsung pimpinan DPRD Ponorogo, Sunarto, S.Pd.
Dalam pembicaraannya dengan perwakilan demonstran yang juga diterima untuk mediasi dengan duduk bersama, Sunarto, mengatakan bahwa dirinya menyambut baik apa yang dilakukan mahasiswa.
Ia pun menyadari, secara global seluruh lapisan masyarakat pasti keberatan terhadap kenaikan BBM. "Mereka bergerak karena rasa kepedulian dan tidak ada tendensi politik apapun," papar Ketua DPRD.
Pihaknya berharap kepada organisasi mahasiswa bisa lebih serius ketika dilibatkan, tidak hanya soal tuntutan saja, namun terobosan, solusi, pemecahan masalah dengan pendapat yang konstruktif akan lebih berarti.(Sw/Ny)

