Tantangan Transformasi Teknologi Pada Dunia Pendidikan By :Irvan Ulvatur Rohman (Sekretaris Umum PC IMM Ponorogo) |
Pendidikan yang merupakan visi konkret dari upaya dalam mewujudkan generasi bangsa yang memiliki kapabilitas, baik dalam kaitannya dengan intelektual maupun karakter. Pendidikan secara sadar mesti dibangun di atas pilar mekanisme yang terstruktur, masif, dan sistematis agar dapat mencapai titik keberhasilan yang optimal.
Era transformasi digital tidak dapat dihindari pada sistem pendidikan saat ini, tidak hanya di dunia tetapi juga di Indonesia. Terutama dalam masa pandemi ini peran digital semakin ditekankan untuk mendukung aktivitas belajar dan mengajar di rumah.
Transformasi digital membawa dampak perkembangan dalam sistem pendidikan. Perkembangannya memberikan aktivitas belajar dan mengajar menjadi lebih luas dengan menggunakan platform berbasis tekonologi.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyampaikan jika transformasi teknologi merupakan terobosan baru yang mesti dilakukan oleh berbagai tingkat pendidikan yang ada di Indonesia. Nadiem pun juga menjelaskan jika lebih dari 1,6 juta guru telah menggunakan platform Merdeka Mengajar yang memberikan kontribusi terhadap terbukanya akses pada pengembangan diri secara mandiri. Lebih daripada itu, terdapat 3.500 komunitas yang terbentuk untuk digunakan oleh para guru, pun dengan 55 ribu konten belajar mandiri.
Tidak cukup hanya itu saja, lebih dari 141 ribu sekolah telah terbantu untuk mengetahui kondisi mengenai literasi, numerasi, karakteristik siswa, serta kualitas pembelajaran yang dilaporkan melalui raport pendidikan. Dalam dunia perguruan tinggi, transformasi dalam dunia pendidikan telah membantu pengembangan 724 ribu mahasiswa melalui program Kampus Merdeka, bergabungnya 2.700 dalam mitra industri ke dalam kampus merdeka, 43 ribu praktisi bergabung dalam program Praktisi Mengajar.
Platform Merdeka Mengajar sendiri merupakan wujud program dari program Merdeka Belajar yang bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam berinteraksi antar peserta didik dan pendidik secara terintegrasi. Fungsi utama lainnya dari platform Merdeka Mengajar adalah sebagai dokumentasi pembelajaran di dunia pendidikan Indonesia.
Kendati demikian, namun pada prakteknya banyak tantangan yang akan dihadapi oleh Indonesia. Harus kita akui akses internet di negara kita belum sepenuhnya merata. Transformasi digital di sektor pendidikan baru dapat berjalan mulus jika akses internet merata menjangkau seluruh pelosok negeri ini.
Mengutip data dari Pusdatin Kemendikbud RI, sekarang ini masih ada sekitar 42.159 sekolah yang belum memiliki akses internet. Begitu juga untuk pasokan listrik. Data Dapodik 2020 Kemendikbud RI mencatat ada sebanyak 8.522 sekolah yang belum teraliri listrik. Ini adalah pekerjaan rumah bagi pemerintah kita. Percepatan pembangunan infrastruktur yang terkait dengan akses internet dan listrik, khususnya untuk sekolah, perlu dilakukan dan disegerakan.
Di sisi lain, peningkatan SDM juga mutlak dibutuhkan. Jujur saja, sebagian guru kita masih ada yang (maaf) gaptek. Untuk itu, pelatihan dan kursus-kursus dalam pemanfaatan teknologi digital untuk menunjang proses kegiatan belajar bagi para guru perlu diintensifkan serta berkesinambungan.
Bagaimanapun, guru adalah ujung tombak dunia pendidikan. Mereka berada di garda terdepan dalam sistem penyelenggaraan pendidikan. Ketika infrastruktur telah sepenuhnya mendukung tansformasi digital dalam sektor pendidikan, namun SDM di sektor tersebut masih kedodoran, maka ini pun akan menjadi kendala besar.
Dengan adanya tantangan – tantangan yang akan datang, tidak dapat dipungkiri jika semua pihak harus urun rembug demi mengatasi hal tersebut. Oleh karenanya sentralisasi fokus dan pengembangan harus sama – sama dilakukan secara elaboratif.(Sw)
COMMENTS