Bersih Desa Plosojenar: Wujud Syukur, Tolak Bala, dan Penghormatan kepada Leluhur
![]() |
Prosesi kenduri, doa bersama sebelum ziarah makam bersih desa Plosojenar 2025 |
PONOROGO – Masyarakat Desa Plosojenar, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo kembali menggelar tradisi tahunan Bersih Desa, Rabu (2/7/2025). Rangkaian acara dimulai dengan ziarah ke makam dan punden para leluhur yang telah berjasa dalam membangun desa, dilanjutkan dengan doa bersama dan kenduri sebagai ungkapan syukur, tolak bala, dan harapan akan keberkahan bagi seluruh warga.
Prosesi ziarah dimulai dari Punden Mbah Suwatu di Dukuh Karangan, lalu berlanjut ke Punden Mbah Ndoro, Punden Mbah Palang, Punden Mbah Ploso, Makam Kepala Desa dan para leluhur terdahulu di Makam Kusumoyudo, Makam Mbah Zayid, Punden Boh Gede, serta Makam perangkat desa dan tetua desa di kawasan Sembung. Di setiap lokasi, warga bersama tokoh masyarakat dan perangkat desa memanjatkan doa, mengenang jasa para pendahulu, serta memohon keselamatan dan kemakmuran bagi desa.
Kepala Desa Plosojenar, Sutrisno, hadir langsung dalam kegiatan tersebut. Ia tampil mengenakan busana adat Warok Tua, didampingi sang istri Hidayati Sutrisno yang juga menjabat sebagai Ketua TP-PKK Desa Plosojenar, mengenakan kebaya bernuansa hitam. Keduanya mengikuti setiap rangkaian acara dengan penuh khidmat.
![]() |
Salah satu prosesi ziarah pundhen mbah Ndoro, desa Plosojenar |
Dalam sambutannya, Sutrisno menyampaikan makna mendalam dari tradisi bersih desa yang terus dipertahankan secara turun-temurun oleh masyarakat Plosojenar.
> “Tujuan dari bersih desa adalah supaya masyarakat Desa Plosojenar dijauhkan dari segala hal yang tidak diinginkan, tolak balak, serta sebagai pengingat kita kepada jasa para leluhur yang sudah susah payah babat desa hingga menjadi seperti sekarang. Tentu ini adalah tujuan yang mulia, apabila kita berziarah dan berkirim doa,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa tradisi ini menjadi momen penting untuk memperkuat nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan di tengah masyarakat.
> “Ziarah ini bukan hanya soal tradisi, tetapi juga bentuk pendidikan spiritual dan sosial bagi generasi muda. Kita ingin anak-anak kita tahu bahwa desa ini tidak terbentuk dengan instan, ada perjuangan panjang dari para pendahulu yang perlu dihargai. Karena itu, kita ajak generasi muda untuk ikut serta, agar mereka merasa memiliki tanggung jawab moral dalam menjaga desa,” lanjutnya.
Sutrisno berharap, melalui kegiatan ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kearifan lokal, mempererat silaturahmi, serta membangun desa dengan semangat kebersamaan.
> “Kalau kita menjaga akar budaya kita, desa ini akan kuat. Kalau kita bersatu, desa ini akan terus maju,” pungkasnya.
Acara bersih desa ini juga dihadiri oleh seluruh perangkat desa, lembaga desa, tokoh masyarakat, dan para pemuda. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, kegiatan ini juga menjadi ajang memperkuat solidaritas antarwarga, menjaga harmoni, serta meneguhkan komitmen bersama dalam menjaga ketentraman dan kemakmuran desa.(Sw/Ny)