Masuk Rekomendasi Usulan WBtB atau ICH Reyog Ponorogo Didaftarkan Ke UNESCO 2023 |
Merupakan sebuah kabar gembira dan kebanggan bagi seluruh masyarakat Ponorogo. Terus diupayakan Pemkab setempat, kini reyog berhasil masuk dalam tiga besar nominasi tunggal rekomendasi usulan Warisan Budaya Tak Benda (WBtB) atau Untangible Culteure Heritage (ICH) dari Indonesia sehingga layak didaftarkan di UNESCO 2023 mendatang.
Jumat malam, dengan adanya berita gembira ini, Bupati Ponorogo dan Segenap jajaran mengadakan doa bersama pegiat reog dan seluruh pemangku kepentingan yang ada. Doa bersama dilaksanakan di Pendopo Agung Ponorogo.
Bupati Ponorogo dan Segenap jajaran laksanakan doa bersama pegiat reog dan seluruh pemangku kepentingan yang ada. |
Doa bersama ini digelar selain sebagai ungkapan rasa syukur, kegiatan ini juga menjadi upaya agar hak paten Reyog bisa dilihat oleh dunia sebagai hak milik mutlak Kabupaten Ponorogo. Selain itu, sebagai wujud suka cita, digelarlah pagelaran reyog obyog oleh para seniman reyog di halaman Pendopo Agung Ponorogo.
Kabar ini disampaikan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang pada Jumat (18/2/2022) petang. Pihaknya mengaku menerima kabar bahwa berdasarkan lokakarya pengusulan ICH UNESCO tanggal 15-16 Februari 2022 di Jakarta, ternyata reyog masuk dalam daftar untuk diusulkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ke UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).
Bupati Sugiri Sancoko bersama jajaran Khusuk memanjatkan doa meminta kepada Allah upaya mengusulkan agar reog menjadi nominasi tunggal WBtB |
Diketahui, Reyog masuk dalam kategori nominasi tunggal bersama tempe dan budaya sehat jamu.
“Kami ini mencoba membakar semangat dan doa bersama, meminta kepada Allah upaya kami mengusulkan agar reog menjadi nominasi tunggal WBtB terbuka lebar. Saat ini kita mendapatkan nominasi 3 besar, luar biasa tinggal selangkah lagi," papar Bupati Ponorogo.
Bentuk kerja keras ini di antaranya akan berupa penciptaan total terkait dengan penuntasan naskah akademik dan pembuatan video singkat, durasi 10 menit, dan juga cerita reog secara komplit dan utuh untuk menuju seleksi berikutnya.
“Untuk itu kita akan bekerja keras agar bisa terpilih mewakili Indonesia sebab yang bisa diusulkan ke UNESCO hanya satu. Mungkin tempe dan jamu yang jadi pesaing reog bisa menyusul di lain waktu,” ungkap Kang Bupati Sugiri.
Sementara, Heru Sangoko, pengusaha sukses yang juga didapuk sebagai pembina Yayasan Reyog Ponorogo mengucapkan selamat dan turut berbangga dengan adanya reyog sudah masuk dalam tiga besar nominasi tunggal rekomendasi usulan Warisan Budaya Tak Benda (WBtB) atau Untangible Culteure Heritage (ICH) dari Indonesia untuk didaftarkan ke UNESCO 2023 mendatang.
"Selamat kepada Bapak Bupati Ponorogo, seluruh pejabat Pemkab Ponorogo dan masyarakat Ponorogo pada umumnya, marilah kita jaga dan kita junjung nama reyog sebagai kesenian asli daerah kita." Ucapnya via sellular.
Ia berharap semoga tidak hanya sekedar nominasi namun bisa menjadi warisan budaya yang legal dan memiliki kekuatan yang pasti. "Supaya tidak lagi diakui bangsa lain, kita yang selama ini jatuh bangun melestarikan apakah mau jika milik kita direbut orang lain?" Pungkasnya.(Sw/Ny)
COMMENTS