Gandeng Berbagai Komunitas, GUSDURian Ponorogo Peringati Haul Gus Dur ke-13 |
Komunitas GUSDURian Ponorogo peringati HAUL XIII K.H Abdurahman Wahid atau yang akrab disebut dengan Gus Dur di Pendopo Kabupaten Ponorogo dan bekerja sama dengan Pegiat Budaya, komunitas Literasi serta Para Tokoh berpengaruh di Ponorogo, Rabu (18/1/2023).
Haul Gus Dur ke-13 ini ini bertema “GUSDUR Untuk Indonesia Adil dan Setara” diisi oleh beberapa testimonial Tokoh Agama, Tokoh Perempuan dan juga Bupati Ponorogo. Beliau semuanya adalah Orang yang expert dalam mengemukakan pemikiran-pemikiran Gus Dur, terkhusus 9 nilai pemikiran Gus Dur.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko didampingi Ketua NU Ponorogo Saat menghadiri HAUL Gusdur ke 13 |
Haul Gus Dur yang diselenggarakan oleh GUSDURian Ponorogo ini dikemas dengan acara Panggung Budaya, Testimonial Tokoh dan Kenduri Keakraban, Acara dimulai dengan sholawat dan habsy kemudian disusul dengan penampilan-penampilan seperti atraksi pencak silat, akustik, tarian, wayang dan juga dipuncak panggung budaya ditampilkan pertunjukkan Barongsai.
Tak kurang 200 Orang menikmati serangkaian pertunjukan kebudayaan yang disuguhkan terlebih dengan penampilan puncak yakni pertunjukkan barongsai. Ini menjadi inisiasi GUSDURian Ponorogo melalui panggung \budaya untuk menghilangkan eksklusifitas identitas personal. Karena semua bisa bersama-sama ketika menikmati indahnya kebudayaan yang ada.
Pertunjukan Barongsai dalam Puncak Acara Haul Gusdur ke 13 |
GUSDURian Ponorogo juga menggandeng komunitas literasi pustaka gerilya yang sudah lebih dari 3 Tahun aktif dan rutin berkeliling menggelar mobil box yang disulap menjadi perpustakaan dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu acara ke acara lainnya. Kolaborasi ini tidak lain bertujuan untuk memprakarsai dan meningkatkan budaya baca warga ponorogo.
Dalam kegiatan Testimonial tokoh, dipandu langsung oleh Koordinator Penggerak GUSDURian Ponorogo, saudara Abdillah Mu’izz yang kemudian diikuti oleh penyampaian prolog oleh Dr. Murdianto selaku pembina GUSDURian Ponorogo. “GUSDURian senantiasa berjuang pada garis-garis kemanusiaan dan keadilan dengan tetap menerapkan kode etik Jaringan komunitas GUSDURian yakni tidak berpolitik praktis”. Ujar Murdianto
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Saat Memberikan Sambutan |
Bupati Ponorogo Kang Sugiri Sancoko yang turut hadir juga menyampaikan rasa bangga dan dukungan terhadap para penerus perjuangan Gus Dur. “saya pernah juga tinggal di ciganjur, yang artinya saya mengetahui bagaimana bekas sejarah yang diciptakan oleh sang guru bangsa K.H Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, dan kami pasti akan selalu meneladani beliau”sambung Kang Sugiri.
Testimonial pertamanya disampaikan oleh K.H Abdul Mun’im yang merupakan Intelektual NU, Guru Besar IAIN Ponorogo di bidang Ushul Fiqh yang juga pernah mengabdikan dirinya dalam perjuangan gus Dur di Ciganjur pada tahun 70 an. Beliau secara langsung melihat dan merasakan bagaimana keteladanan Gus Dur semasa hidupnya. “Sungguh beliau bisa dikatakan sebagai manusia setengah Dewa” kata kunci yang disampaikan oleh Kiai Mun’im saat menyampaikan testimonial.
Selanjutnya para tokoh lain seperti Ignatius Suprapto yang biasa disapa akrab mas joe seorang tokoh pemeluk agama Katolik, KH. Fathul Aziz selaku Ketua PCNU Ponorogo, Romo Suwandi dari tokoh pemeluk Agama Budha, Kiai Muhsin salah seorang tokoh muslim berpengaruh di Ponorogo, juga terdapat satu lagi tokoh Intelektual NU yang sudah memiliki gelar guru besar dengan seambrek tulisannya adalah beliau Prof. Aksin Wijaya, Ada juga tokoh perempuan yang turut memberikan gagasan tentang gender Gus Dur semasa hidupnya yaitu Ibu Nora dari Perwakilan Muslimat NU Ponorogo, Ibu Nurun Nahdiyah dari Ketua Fatayat NU dan Kepala MTsN 1 Ponorogo, dan ditutup oleh aktivis gender dan penulis buku yaitu Mbak Lutfiana Mayasari dengan penegasan pemikiran tentang dukungan gus Dur terhadap kesetaraan Gender semasa hidupnya terkhusus ketika menjabat seabgai Presiden RI.
Di akhir penutupan, Abdillah Mu’izz, selaku pemandu sesi testimonial sekaligus Koordinator GUSDURian Ponorogo menyampaikan kesimpulan dan harapan bahwa kegiatan Haul Gus Dur ini tidak hanya menjadi sebuah acara seremonial belaka, melainkan sebagai refleksi kita terhadap pengaktualisasian 9 nilai Gus Dur dalam kehidupan dan perjuangan kita.
“Kami berharap bahwa kegiatan Haul ke-13 KH. Abdurrahman Wahid ini tidak berhenti setelah kegiatan ini usai saja, melainkan yang utama, sebagaimana telah kita dengar testimonial dari para tokoh tentang bagaimana Gus Dur mampu memberikan keteladanan kepada kita hingga untuk menjadikan Indonesian yang Adil dan Setara. maka dari sekarang sampai seterusnya kita harus kongkrit meneruskan semua perjuangan Gus Dur tersebut”. Tutupnya. (Sw/Ny)
COMMENTS