Kirab Budaya Bantarangin, Simbol Tradisi Masa ke Masa

Kirab Budaya Bantarangin merupakan acara terakhir dalam rangkaian Grebeg Tutup Suro 2024. Menampilkan potensi budaya masyarakat adalah salah satu tujuan kirab budaya, termasuk melestarikan warisan leluhur dari masa ke masa

Dengan rute mulai dari monumen Bantarangin, menuju jalan Ponorogo-Solo, melewati desa Carat, Kauman dan kembali ke Somoroto, Kirab budaya diadakan Sabtu, (3/8/2024).

Wakil Bupati Ponorogo menyapa masyarakat di sepanjang rute Kirab Budaya

Dihadiri Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, Wabup Ponorogo, Lisdyarita. Camat Kauman, Camat Jambon, Camat Badegan, Camat Sampung dan Camat Sukorejo seluruhnya beserta Ketua TP PKK masing-masing kecamatan, saling beriringan dengan kereta kuda yang membawa 3 Pusaka Bantarangin.

“Kirab Budaya menampilkan berbagai macam Budaya dan potensi kesenian yang ada di Kecamatan Kauman serta Kecamatan yang berada di Wilayah Eks PB Somoroto. Mulai dari simbolik Bupati Somoroto hingga pasukan berkuda.” Tutur Camat Kauman, Toni Khristiawan.

Gambaran Bupati Somoroto IV oleh peserta Kirab SMPN 2 Kauman

“Selain itu, banyak juga dari berbagai elemen dan lembaga sekolah yang ikut berpartisipasi dengan menampilkan pesona riasan dan dandanan ala kebudayaan Ponorogo.” Imbuhnya.

Rombongan Kereta Kuda Pembawa 3 Pusaka Bantarangin

Sementara, Bupati Ponorogo terlihat sangat antusias menyapa masyarakat dan membagikan jajanan kepada penonton disepanjang rute kirab.

“Kirab Budaya perlu dilestarikan agar masyarakat tak lupa asal-usulnya, Grebeg Tutup Suro merupakan momentum yang pas untuk berlomba mempertontonkan dan sarana yang pas untuk turut nguri-uri budaya yang kita miliki sebagai sesuatu yang sangat berharga.” Tandasnya.(Sw/Ny/Adv)